Judul : Al Quran Bukan Da Vinci’s Code
Penulis : Khulqu Rashid
Penerbit : Hikmah
Cetakan : Pertama, Januari 2007
Tebal : 151 halaman
Misalnya saja, setelah pada tahun 1972 para kuli bangunan yang sedang merestorasi Mesjid Agung San’a menemukan manuskrip kuno Al Quran, seorang penulis, Toby Lester dengan bahasa yang memukau namun licik kemudian membuat tulisan yang mempertanyakan keaslian Al Quran yang menyulut kontroversi.
Selanjutnya pada tahun 1977, dua orang penulis: Patricia Crone dan Michael Cook juga berupaya menggugat Al Quran dalam bukunya Hagarism: The Making of The Islamic World yang terbit tahun 1977. Kedua penulis ini mencoba mengungkapkan bahwa Al Quran sendiri tampaknya turun jauh sebelum keberadaan Nabi Muhammad SAW alih-alih mengatakan Al Quran disusun 50 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Tidak cukup gugatan atas Al Quran berlangsung hingga disitu, pada tahun 2000 seorang profesor bahasa Semitik, Christoph Luxenberg berdasarkan temuan di Mesjid Agung San’a juga menuliskan sebuah buku yang mempertanyakan kebenaran dan keaslian teks Al Quran. Di dalam buku bahasa Jerman yang berjudul Die-Syro-Aramaeische Lesart den Koran: Ein Beitrag zur Entschluesselung der Koran-sprache (Qira’ah Syiria-Aramatik: Upaya Menjelaskan Bahasa Al Quran), Luxenberg menyebutkan bahwa Al Quran pada awalnya tidaklah ditulis dalam bahasa arab sebagaimana tempat Al Quran diturunkan, melainkan ditulis dalam bahasa Syro-Aramaik yang dikembangkan oleh kaum Kristen Syiria.
Buku Al Quran Bukan Da Vinci’s Code mencoba mematahkan segala serangan-serangan terhadap pernyataan-pernyataan yang meragukan atas Al Quran. Penulis juga mengungkapkan bahwa Al Quran tetap memiliki “kesaktian” dalam menangkal gugatan-gugatan tersebut. Sang penulis, Khulqu Rashid juga mencoba menjelaskan bahwa Al Quran sendiri bukanlah seperti Injil yang berasal dari Yesus namun banyak diragukan orang sebagai karya manusia seperti dalam kisah Da Vinci’s Code.
Tidak hanya mematahkan serangan-serangan terhadap keragu-raguan penulis barat ataupun non muslim terhadap Al Quran, penulis juga mengungkapkan keautentikan Al Quran dan mukjizat-mukjizat serta kelebihan Al Quran dibandingkan kitab lainnya dalam bab dua dan tiga buku ini.
Sayang, dalam buku ini penulis sepertinya menggunakan bahasa yang kurang mudah dipahami dan dimengerti pada beberapa bagian buku. Mudah-mudahan kehadiran buku ini dapat membantu anda yang masih meragukan Al Quran sebagai kitab suci yang lurus dan benar agar lebih memahami Al Quran dan juga lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan anda kepada Allah swt. dengan memperbanyak membaca Al Quran.
(Dwilogi Pembangun Jiwa)
Judul Buku : Ketika Cinta Bertasbih Episode 1
Penerbit: Penerbit Republika dan Pesantren BASMALA INDONESIA
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Editor : Anif Sirsaeba El Shirazy
Prolog : Prof. Laode M. Kamaluddin, Ph.D.
Cetakan : ke-1, Februari 2007
Tebal : 477 halaman
Harga : Rp 58.500
SETELAH sukses membawa Fahri (dalam Ayat-ayat Cinta) ke dalam “dunia malaikat”-nya—istilah Prof. Laode dalam prolognya—kini kang Abik—sapaan akrab Habiburrahman El Shirazy—kembali menjadikan manusia malaikatnya pada sosok Azzam pada Dwilogi Pembangun Jiwa yang berjudul “Ketika Cinta Bertasbih”. Memang, kang Abik seperti yang diungkapkan oleh penikmat sastera kenamaan, Prof Laode M. Kamaluddin, Ph.D. dalam prolognya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar